Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Kabar Kuliner
BPS ungkap Oktober selalu alami inflasi bulanan, kecuali pada 2022
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-17 09:09:11【Kabar Kuliner】839 orang sudah membaca
PerkenalanPramuniaga melakukan siaran langsung penjualan perhiasan emas di sebuah gerai di Kota Malang, Jawa T

Jakarta (ANTARA) - Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini mengangakan bahwa inflasi bulanan secara konsisten terjadi setiap Oktober selama empat tahun terakhir, kecuali pada Oktober 2022.
“Secara historis, pada setiap Oktober sejak 2021 hingga 2025 ini mengalami inflasi, kecuali pada Oktober 2022 yang mengalami deflasi,” kata Pudji Ismartini di Jakarta, Senin.
Ia mengangakan bahwa inflasi pada Oktober 2025 menjadi yang tertinggi dibandingkan tingkat inflasi pada Oktober 2021-2024, mencapai 0,28 persen month-to-month(mtm).
Ia juga mengangakan tingkat inflasi tersebut disumbangkan oleh emas perhiasan (0,21 persen), cabai merah (0,06 persen), telur ayam ras (0,04 persen), daging ayam ras (0,02 persen), serta wortel (0,01 persen).
Sementara itu, BPS mencatat inflasi bulanan pada Oktober 2021 mencapai 0,12 persen mtm, yang dipicu oleh kenaikan harga cabai merah dan minyak goreng yang memiliki andil inflasi masing-masing sebesar 0,05 persen.
Tarif angkutan udara juga berkontribusi terhadap inflasi pada bulan tersebut sebesar 0,03 persen, daging ayam ras sebesar 0,02 persen dan rokok kretek filter sebesar 0,01 persen.
Setahun kemudian, pada Oktober 2022, justru terjadi deflasi sebesar 0,11 persen mtm. Namun, sejumlah komoditas masih memberikan andil inflasi, seperti beras dan bensin masing-masing sebesar 0,03 persen, serta tukang bukan mandor, bahan bakar rumah tangga, dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01 persen.
Pudji mengangakan tren inflasi kembali muncul pada Oktober 2023 dengan tingkat inflasi 0,17 persen mtm dengan beras, bensin, cabai rawit, tarif angkutan udara, dan cabai merah menjadi pendorong utama.
Ia juga mengangakan masing-masing komoditas berkontribusi terhadap inflasi sebesar 0,06 persen, 0,04 persen, 0,03 persen, 0,02 persen, dan 0,01 persen.
Sementara itu, pada Oktober 2024, inflasi tercatat sebesar 0,08 persen mtm yang disumbangkan oleh kenaikan harga emas perhiasan dengan andil 0,06 persen, daging ayam ras 0,04 persen, bawang merah 0,03 persen, serta tomat dan nasi dengan lauk masing-masing 0,02 persen.
“Dan berdasarkan historis, di setiap Oktober dari 2021 hingga 2025 (kecuali pada 2022), komoditas yang menyumbang inflasi umumnya merupakan komoditas dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau dan merupakan komoditas komponen harga bergejolak,” ujar Pudji.
Suka(771)
Artikel Terkait
- Siasat bersihkan rumah terdampak banjir dari kuman penyebab penyakit
- Anggota DPR ingatkan pemerintah kawal MBG lebih ketat
- KPKP Jaktim gencarkan edukasi pedagang dan warga soal keamanan pangan
- Kudus didukung 21 SPPG untuk program MBG
- SPPG diingatkan olah limbah MBG dengan baik, jangan cemari lingkungan
- Kontribusi Polri dalam setahun pemerintahan Prabowo
- KBRI Phnom Penh bantu 97 WNI yang ditangkap polisi Kamboja
- Waspada cuaca panas, ini cara menjaga tubuh tetap sehat
- Khawatir ada sabotase, MPSI minta aparat telusuri jaringan dapur MBG
- Metode memasak berbasis air bantu jaga nutrisi dan kurangi peradangan
Resep Populer
Rekomendasi

Kemendikdasmen: Pelaksanaan TKA di Papua lancar

Iran kecam pelanggaran berulang Israel terhadap gencatan senjata di Gaza

Kemlu upayakan WNI kabur dari sentra online scam Kamboja dipulangkan

Mendag: Transaksi TEI 2025 capai 22,8 miliar dolar AS

Asuransi Jasindo Bangun Akses Pendidikan dan Kesehatan di Pedalaman Mentawai

BGN bimbing 30 ribu penjamah pangan tingkatkan kualitas layanan MBG

BGN sebut Perpres Tata Kelola MBG sudah rampung, tinggal dibagikan

Rekomendasi perawatan kesuburan melalui teknologi medis & terapi